Mendengar istilah tempat sampah, yg terbersit adl kotor,bau,dan berisi barang2 yg ga berguna, tua, atapun rusak. Kalaupun dimanfaatkan, maka yg mau menjajaki tempat kotor itu pun hanya orang2 tertentu saja, yg tdk mampu membeli barang2 baru saja. Lalu kemudian apakah tempat sampah intelektual itu? Ia adl semacam istilah utk menggambarkan suatu tempat untuk membuang barang2 intelektual yg sdh dianggap aus oleh negara asal tetapi sayang utk dibuang,karena masih bisa dimanfaatkan, terutama oleh negara yg dianggap tdk mampu memproduksi/membeli produk baru.
Lalu, spt apakah negara yg njd tempat sampah?? APakah negara itu akan berbau busuk, kotor, dan jorok spt tempat sampah yg qt pikirkan?? Jawabnya adl ya, tapi bedanya busuk, kotor, dan joroknya negara is unreal condition. Jadi bukanlah satu hal yg tampak dilihat oleh mata dan bau dirasakan oleh hidung, melainkan tampak dan baunya hanya dirasakan oleh hati, perasaan atau soul.
Saat ini, sangat banyak negara yg menjadi ataupun dijadikan sbg tempat sampah bagi produk suatu negara maju, baik itu produk fisik (barang2) maupun non fisik (pemikiran). Kita bisa saksikan dgn mata telanjang, betapa banyaknya barang2 dr luar negeri yg dijual di suatu negara dgn harga yg murah, tanpa kita pahami bahwa benda tsb sebenarnya "dibuang" oleh pemerintah dari negara asal karena dianggap membahayakan dan mengandung zat kimia berbahaya bagi manusia. Alih-alih turut membuangnya karena mengetahui dampak negatifnya bagi kesehatan, negara sampah tsb malah memfasilitasi distributor barang2 tsb utk masuk dan memperjualbelikan barang2 ke rakyatnya. Mirisnya, barang2 menjijikan seperti (maaf) kondom bekas, yg seharusnya dimusnahkan karena bisa saja ia mengandung virus berbahaya, malah diekspor ke negara-negara bodoh utk didaur ulang menjadi benda lain yg (Dianggap lebih bermanfaat) misalnya, ikat rambut, dsb. Padahal, dilihat secara moral, agama, medis, atau dari sdt pandang lain pun tidak layak barang2 spt itu dipakai kembali. Parahnya lg tdk dituliskan bahwa itu adl daur ulang kondom, shg scr langsung dan tampak benar2 melakukan kebohongan publik.
Selanjutnya adl produk non fisik yg berupa pemikiran. Saat ini, trend yg sedang berkembang di negara-negara yang menganggap dirinya maju adl mereka rdk akan berhenti "memperadabkan negara miskin". Caranya adl memasukkan pemikiran2 yg sebisa mungkin bertentangan dgn pemikiran yg berkembang di negara miskin tsb. Cara tsb berhasil dgn dominansi ekonomi, yg kemudian memaksa negara2 miskin tsb menuruti kemauannya. Alhasil, negara yg dianggap miskin tsb menjadi negara sampah yg hanya menerima pemikiran2 tanpa melakukan kritik terlebih dulu. Misalnya, dalam bidang pendidikan, di negara2 tertentu diadaptasi pemikiran2 pendidikan dari negara maju yg kemudian diterapkan. Sebenarnya tidaklah buruk, tetapi yg menjadi mslh adl ketika kita hanya mengadaptasi pemikiran tanpa keinginan utk melakukan pembaharuan dan penelitian spt di negara asing, dan sayangnya itulah yg sering terjadi.
Produk sampah yg fisik maupun non fisik, semuanya menjadi perusak generasi muda. Kita dibuat instan dengan semua yg diimpor dr Barat. Pdhl orang Barat sendiri tdk suka dengan barang tsb yg membuat orang malas. Yah, mungkin inilah yg menyebabkan mental rakyat negara2 tsb mjd mental sampah, dan maunya dibuang serta dijadikan pelayan terus, tanpa ada keinginan utk mjd pelopor dan pembuat produk. Seperti yg dikatakan oleh seornag dokter dlm bukunya :TUBUH ANDA ADL DOKTER YG SEHAT, yaitu U are what u eat...kamu adl apa yg kamu makan. Saya analogikan makan disini tdk hanya memasukkan sesuatu ke mulut, tapi makan secara universal, yatu makan pemikiran pula.
Melihat fenomena demikian, kita bisa menganalisis sendiri apa yg membuat n apa yg akan trjd thd "negara sampah" tsb. Bisakah ia eksis??? Jawabnya adl bisa, tapi tetap akan mjd negara boneka eksis yg hanya diatur2 oleh negara yg berkepentingan. Wallahuallam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar