Senin, 12 Maret 2012

VOLTAIRE DAN HASIL KARYANYA

Voltaire memiliki nama asli Francois-Marie Aroeut, lahir tahun 1694 dan wafat tahun 1778. Voltaire adalah penulis paling populer di zamannya. Ia memiliki hasil karya yang sangat banyak. Ia merupakan penulis Perancis yang terkenal sebagai penyair dan penulis drama sejak tahun 1725. Selain itu, ia juga terkenal sebagai penulis esai, penulis cerita pendek, ahli sejarah, dan filosof. Dia betul-betul juru bicaranya pemikiran bebas liberal. Voltaire adalah seorang penulis yang kontroversial karena banyak mengkritik kaum bangsawan, meskipun dirinya sendiri adalah seorang bangsawan. (Suparman dan Sobirin M., 2003:107).
Voltaire lahir tahun 1694 di Paris dari keluarga bangsawan menengah (borjuis) Perancis, ayahnya seorang ahli hukum. Di masa mudanya Voltaire belajar di sekolah Agama (Jesuit) Louis-le-Grand di Paris. Kemudian belajar sebentar ilmu hukum. Semasa remaja di Paris dia dikenal cerdas, pandai humor tingkat tinggi dan tersembur dari mulutnya kalimat-kalimat satire. Di bawah ancient regime alias pemerintahan lama, tingkah laku macam itu bisa mengundang bahaya. Seperti pengagumnya, David Hume, Voltaire menolak legalisasi Agama atas ilmu pengetahuan maupun pembatasan ilmu dengan etika-etika agama. (Peter Gay and Gerald J. Cavanaugh, 1972, p. 280). Sikap Voltaire membawanya masuk penjara Bastille karena sebuah karangan berbau sindiran (satire) terhadap kaisar Perancis dan kehidupan istana.
Dinding penjara tidak menyurutkan kreativitasnya, di dalam penjara ia menulis oedipe (1718) sebuah cerita tragedi yang sukses dalam drama pementasan. Meskipun pada masa-masa tersebut telah muncul fajar baru toleransi agama dan revolusi intelektual serta kebebasan berpikir, kontrol terhadap kebebasan intelektual masih tetap ada. Misalnya, sensor gereja terhadap publikasi buku-buku sejak ditemukannya alat-alat cetak pada abad XV dan terus berlangsung sampai abad XVII. Tidak ada buku yang boleh terbit tanpa izin dari dewan sensor resmi. Penerbit harus menyerahkan manuskrip sebelum dicetak, dan kalaupun sudah dicetak bisa saja dilarang karena keputusan gereja, dekrit parlemen, perintah negara, ataupun perintah pribadi raja.(Ahmad Suhelmi, 2001, hlm. 123) Pembatasan-pembatasan tersebut kembali memunculkan kritikan dari ilmuwan dan filsuf di Perancis, salah satunya Voltaire, maka untuk kedua kali ia dijebloskan dalam penjara. Setelah dilepaskan pemerintah, Voltaire menyadari ancaman-ancaman akan membatasi kreativitasnya, tahun 1726 ia pergi ke Inggris dan menetap disana sampai tahun 1729.
Pindahnya Voltaire ke Inggris mengisyaratkan langkah awal untuk keluar dari pakem penulis kerajaan (agama). Ia berniat untuk mengeluarkan diri sepenuhnya dari cengkraman gereja, agama, dan kerajaan yang selama ini dianggapnya membatasi ilmu pengetahuan. Dalam karyanya berjudul Henriade (1728) tampak jelas kebenciannya pada penekanan oleh agama di abad keenambelas, serta kecintaannya pada toleransi. Sebelumnya, di tahun 1722 ia menulis Epitre a Uranie, yaitu pandangannya tentang ilmu ketuhanan anti-kristus. Karya tulisnya berjudul Philosophical letters (Letters on The English) ditulis di Inggris. Namun pada bulan Juni 1934, Parlemen Paris membakar dan menangkap penulisnya. (Peter Gay and J. Cavanaugh, 1972, p. 280) Voltaire dikecam dan dikritik, karena dalam karyanya itu ia memberikan pujian kepada Inggris dan mengecam negaranya sendiri.
Berbagai kecaman dan kritikan atas tulisannya membuat Voltaire menarik diri dari publik dan menghabiskan waktunya bersama istrinya, Madame du Chatelet di puri Cirey di Lorraine pada tahun 1734-1749. Di puri inilah ia menghasilkan karya besarnya yang merupakan historiografi Perancis modern pertama. Tahun 1732 ia mulai memikirkan penulisan The Age of Louis XIV, ia kemudian menulisnya, hingga dipublikasikan pertama kali di tahun 1751, namun kemudian disebut-sebut bahwa karya ini selesai ditulis tahun 1768. The Age of Louis XIV ditulis Voltaire untuk menggambarkan semangat dari jaman tersebut, dan ia berhasil. Catatan tentang perang dan intrik-intrik diplomatik, seni, literatur, administrasi ala Louis France, yang ada dan terjadi pada saat itu ditulis lengkap dalam bukunya. Maka buku Voltaire ini disebut-sebut sebagai penemuan sejarah budaya dan titik awal dari historiografi modern. (Peter Gay and J. Cavanaugh, 1972, p. 281)
Pada tahun 1749 istri Voltaire meninggal, Voltaire kemudian menjadi pejabat di istana Prussia pada masa raja Frederick. Voltaire merasakan ketidaknyamanan, maka pada pertengahan 1950-an dia tinggal di sekitar Genewa. Disini ia bertemu dengan kelompok Calvinistik yang ingin melakukan reformasi. Dari rumahnya di Les Delices, Voltaire mengkampanyekan perlawanan terhadap penyalahgunaan hukum, politik, dan agama oleh rezim yang lama, dimanapun itu. Kampanye ini dilakukannya dengan intens hingga ia tua. Akhirnya dalam tahun 1760-an, tempat tinggal terakhirnya di Perancis, Ferney, menjadi ibukota pertama dari Pencerahan Barat.(Peter Gay and J. Cavanaugh, 1972, p. 282)
Ia menyebarkan ide pemikirannya melalui sajak-sajak seperti Discours sur I’Homme (1738), Po’eme sur le desastre le Lisbonne (1756), Essay on the Customs and the Spirit of Nations (1756), Philosophical Dictionary (1764) dan cerita-cerita seperti Zadig (1747), Candide (1759) melalui tulisannya ia menjadi pemuka dalam bidang penalaran dan toleransi, menyebarkan kebebasan berfikir dan menolak kekejaman dan pendudukan dalam segala bentuk (Marwati Djoened Poesponegoro, 1988). Karir panjang Voltaire berakhir pada tahun 1778. Ia menolak melakukan pemakaman dengan tradisi gereja Katholik.

Tidak ada komentar: