Memasuki masa reses (libur sidang) pada pertengahan April ini, para anggota dewan tengah bersiap mempersiapkan rencana kunjungan ke berbagai negara. Parahnya, beberapa komisi telah menyelesaikan proposalnya dan direstui oleh pimpinan DPR, Komisi I DPR misalnya, sudah menyiapkan lawatan ke 4 negara. 4 negara yang dikunjungi adalah Jerman, Ceko, Polandia, dan Afrika Selatan. Rombongan akan berangkat pada pertengahan April ini. Anggaran yang digunakan cukup mahal, sekitar Rp 3 miliar. Kunjungan ke Ceko, dalam hitungan Fitra, menghabiskan dana Rp. 1.011.982.400, Polandia menghabiskan anggaran Rp 729.564.000, ke Jerman menghabiskan anggaran Rp 826.029.600, dan Afrika Selatan menghabiskan anggaran Rp. 606.425.600. Total pengeluaran yang dikeluarkan untuk kunjungan ini adalah Rp 3.174.001.600. Sumber seknas FITRA diolah dari PMK No.84/PMK.02/2011.Tak hanya Komisi I DPR yang melawat ke luar negeri pada masa reses. Komisi VIII DPR juga telah menyiapkan tiket kunjungan ke 2 negara pada akhir bulan ini.Komisi VIII DPR berkunjung ke Denmark dan Norwegia dalam rangka studi banding RUU Keadilan dan Kesetaraan Gender. Namun tak semua anggota Komisi VIII DPR ikut dalam rombongan ini. (Detik.com, 5 April 2012)
Kepergian anggota dewan ke berbagai negara dengan menggunakan 'uang rakyat' yang tidak sedikit itu, saya pikir tengah luput dari pandangan masyarakat. Ini terkait erat dengan keputusan paripurna mengenai penundaan kenaikan BBM pada 31 Maret yang lalu. Maka, untuk sementara anggota dewan bisa bernafas lega karena kegiatan pelesirnya tidak lagi terlalu diekspos, dan meskipun diekspos, rakyat yang sedang terlena ini pun tidak terprovokasi untuk mencegah kepergian mereka. Jiwa patron-klien yang masih eksis dalam pola hidup masyarakat Indonesia, tampak nyata dalam kasus ini. Rakyat hanya berpikir, asal kau mau membela dan melindungiku,maka kau bebas berbuat semaumu. Pemikiran seperti inilah yang semakin lama makin hidup di tengah-tengah masyarakat.
Kembali pada topik semula, ketika berbicara mengenai kunjungan ke berbagai negara, di saat kondisi APBN yang katanya hampir bocor, sangatlah tidak etis dan menyakiti rakyat. Ketika pemerintah tengah dihadapkan pada upaya penyelamatan APBN, maka wakil rakyat ini menggunakan APBN untuk melawat ke luar negeri. Memang, anggaran tersebut sudah disiapkan secara khusus, tapi dimanakah hati nurani mereka, ketika melihat/mendengar rakyatnya jungkir balik berkeliaran di jalan untuk mencari sesuap nasi, sedangkan mereka berkeliaran di jalan untuk mencari oleh2 dari luar negeri.
Memang, kunjungan, acara2 rapat, dsb., sangat diperlukan demi mencari kebijakan yang tidak asal setor. Teristimewa utk kunjungan ke LN, memang penting utk menjaga hub baik dan memperoleh dukungan dalam kasus2 tertentu. Tetapi, saya kurang setuju jika kunjungan itu dilakukan untuk studi banding. Hal ini mengingat kondisi finansial negara yang masih belum stabil, selain itu ada alternatif yang bisa dilakukan.
Sebenarnya ada beberapa hal yg bisa menjadi alternatif untuk tetap melakukan kunjungan tapi tanpa biaya besar, yaitu mengoptimalkan teknologi. Saat ini, perkembangan teknologi sudah sangat canggih. Maka, daripada jauh2 pergi kesana dg biaya besar, alangkah baiknya jika mereka mengirimkan seorang ahli pembuat video dokumenter, untuk meliput kegiatan,tempat, atau peristiwa yang ingin dijadikan sbg bahan referensi pembuat kebijakan.
Sy percaya, pada dasarnya negara kita memiliki org2 kreatif yg pny ide2 kreatif,,tapi seringkali mereka terjebak dlm egoisme, hedonisme, dan materialisme..Akibatnya, mereka mengarahkan kecerdasannya utk satu tujuan, yaitu kenikmatan duniawi.
Fenomena ini, seolah2 mengisyaratkan bahwa ada banyak orang pintar yang dibodohi nafsunya. Entah kapan kita bs memiliki wakil2 yg benar2 pintar dan kreatif, shg mereka tak lg membuang2 uang rakyat utk mlkukan kunjungan2 ke LN yg sbnrny bisa dipecahkan dg cepat, ringkas, dan sederhana, melalui teknologi.
Jakarta, 13 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar