Jalanan ibukota sore ini begitu ramai, sisa hujan masih menggenang di beberapa tempat. Kupelankan laju motor, menikmati aroma tanah basah yang masih sedikit terasa. Sepanjang perjalanan aku lebih banyak berpikir, tentang ketidakmampuanku, ketidakberuntunganku, dan kebodohanku sebagai manusia. Betapa tingginya gunung yang hendak kuraih, dan betapa luasnya samudera yang ingin kulewati, namun sampai sekarang aku masih belum berjalan. Hanya menerima dan menikmati pemberian itu,,,pasrah sekali!!
Perjalananku terhenti di persimpangan jalan, kulihat anak-anak kecil bernyanyi sembari memukul-mukul botol bekas,,entah apa yang mereka nyanyikan, nada dan syairnya sangat asing di telingaku. Salah satu anak itu, yang kurang lebih berusia 7 thn, menggendong seorang balita dengan kain kecil. Ia tampak lebih ceria, karena seringkali mengusili kawannya yang sedang mengamen. Melihat mereka, hilanglah sejenak pikiran negatif yang sedari tadi tinggal dalam pikiran. Lalu, muncullah perasaan iba kepada anak-anak ini. Pertanyaan2, apakah mreka benar2 bahagia hidup spt ne? Tdk takutkah mereka bermain di jalan raya? Kemana wali mereka? Untuk apa uang yang mereka dapat dr bermain di jalan? Bagaimana pendidikan mereka? Agama mereka? Sehatkah mereka?,,,berkelebat dalam pikiranku. Ingin rasanya kutarik mereka dan kubawa pulang, tapi apakah mereka mau? betah?, entahlah kadangkala apa yang baik menurut segelintir orang belum tentu baik untuk orang yg lain.
Belum selesai pikiranku pada anak2 kecil itu, tampak seorang bapak tua mendorong gerobaknya menyeberangi jalan raya, Ia berusaha mempercepat langkah, karena tak ingin dimarahi pengendara2 yang kadang tak peduli dg yang lain. Kembali nafasku tertahan, betapa sulitnya mempertahankan hidup di kota ini. Sesuap nasi harus diganti dengan jutaan keringat dan tenaga. Rasa malu, capek, dan takut sudah tak bisa dihidupkan, karena urusan perut adalah yang utama.
Aku berpikir, pekerjaan mereka pasti akan lebih berat ketika pemerintah memutuskan kenaikan BBM. Karena efek dominonya, sembako dan keb pokok lainnya pasti ikut merangkak naik. Padahal, pemerintah berujar bahwa kenaikan BBM akan menghemat APBN,,,Pertanyaannya: Apa pengaruh positifnya utk rakyat kecil??? Apa dg naiknya BBM harga sembako murah, tarif listrik turun?, pajak ditiadakan?,,Bukannya kenaikan BBM hanya membuat rakyat semakin menderita? semakin sulit mencari sesuap nasi?? Entahlah, kadang pemerintah hnya berpikir kepentingan eko makro saja, tanpa membenahi yang mikro..
AKu kembali meneruskan perjalanan, sembari berpikir ulang tentang persepsiku pd persoalan yang menderaku. Kuucap istighfar dan kuganti dengan Hamdallah,,,Rasa syukur yg dalam pd sang Khalik, krn bnyak org yg lebih besar perjuangannya, dbandingkan diriku yang masih bau kencur dalam pengalaman hidup. Dari orang-orang ini, aku belajar mengenai perjuangan, kesabaran dan keikhlasan. Dari anak kecil itu, aku belajar bahwa senyum tidak harus muncul ketika bahagia saja, tapi juga saat berjuang memperoleh kebahagiaan.
Terimakasih untuk orang2 yg takkukenal, tapi telah memberikan pelajaran berharga tentang hidup...
Terimakasih dan semoga Allah senantiasa memudahkan perjalanan kalian,,,,,
Jakarta, 14 Maret 2012
Ly
Tidak ada komentar:
Posting Komentar