Gadis menyusuri jalanan ibukota dengan motor matiknya. Berkali-kali ia bersykur pada sang Khaliq karena telah memberinya rejeki yang melimpah pada hari ini. Selain itu, ia pun merasa bebannya sedikit berkurang, karena ia telah memperoleh kepastian atas pekerjaannya. Sepanjang jalan, gadis mulai berpikir tentang hal-hal yang ingin ia lakukan di tempat kerjanya. Ia ingin melakukan sesuatu yang bisa bermanfaat bagi tempat kerjanya, sebagai rasa terimakasihny karena telah mau mengangkatnya sebagai salah satu pegawai di tempat itu. Bagi gadis, pekerjaannya kali ini adalah impiannya sejak menempuh pendidikan di S1. Demi cita-citanya ini, gadis memilih melanjutkan pendidikan ke S2 dan tidak mencari pekerjaan seperti kawan2nya. Bagi gadis, ketika ia telah memilih sesuatu, maka ia harus fokus pada pilihannya. Ini dilakukannya bukan karena ia malas membagi waktu, tapi karena kondisi fisiknya yang lemah tidak mengijinkan ia bekerja dan berpikir melebihi kemampuannya.
Selesai menempuh pendidikan di S2, gadis mulai memasukkan surat lamaran ke berbagai universitas yang dianggapnya bisa mengembangkan potensi dan mewujudkan impiannya. Tak menunggu waktu lama, dua minggu setelah pengiriman, gadis mendapat panggilan di sebuah universitas swasta berbasis agama. Tentu saja hal ini membuat gadis bahagia. Ia pun menyanggupi permintaan wawancara dari pihak rektorat universitas tersebut. Dengan penuh percaya diri, gadis berhasil masuk di tempat itu. Sembari membawa jutaan mimpi dan restu ibunda, gadis pergi merantau ke kota itu.
Gadis selalu tak pernah mengerti ttg birokrasi dan hal2 busuk di dalamnya. Ia hanya mengerti bahwa ia telah disini, dan kewajibannya adalah menggunakan segenap kemampuannya untuk mengembangkan tempatnya tsb. So, ketika ada banyak omongan negatif tentang keberadaanya d tmpt tsb, gadis hanya tersenyum dan bercerita pada sang ibunda dan bude. Meski sempat merasa dipermainkan dan tidak dihargai, tapi kedua wanita yg dihormatinya itu hnya berpesan, "bertahanlah selama kau masih kuat, tunjukkan kemampuanmu, jgn dengar kata mereka", Pesan itulah yg selalu diingat gadis hingga akhirnya dia membulatkan tekad untuk berada di tempat itu. Perlahan dan pasti gadis menapakkan kakinya lebih dalam sembari berharap Allah memberinya kemudahan atas niatnya yang tulus, yaitu agar bisa bermanfaat bagi orang lain.
Gadis masih memandang jalanan ibukota sembari mengusap air mata, seringkali ia rasakan pesimisme, pertanyaan2 "akankan aku mampu hidup di kota ini?" atau "bagaimana jika aku gagal menjalankan tugasku? bagaimana jika aq tidak amanah?", selalu muncul dalam pikiran. Tapi, Gadis tak hendak menghentikan langkahnya, Ia masih memiliki tenaga utk melawan status quo yang kental sekali. Ia percaya, satu saat keadilan akan muncul, ia tak lagi dianggap tak penting karna minimnya pengalaman formalnya.
Gadis, K E E P F I G H T I N G,,,Cinta akan slalu mendukungmu,, Jangan hiraukan mereka yg tak pernah kenal dirimu,mereka akan selalu bersikap negatif padamu,karna mereka belum mengerti.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar