Rabu, 04 Agustus 2010

Dari Mbah SUrip, Keong Racun, hingga Pendidikan

Masih Ingat Mbah Surip? Ya, beliau adalah seniman jalanan yang memiliki keunikan, tidak hanya pada lagunya, tapi juga orangnya. Klo bicara tentang masalah kepopuleran,,tak perlulah ditanyakan lagi. Mbah Surip itu tdk hanya dikenal oleh warga Kota saja, warga desa yang bahkan dalam penerangan masih memakai "Lampi Teplok" pun kenal dengan lagu dan orangnya. Bahkan kepopulerannya mengalahkan Roy Suryo, Anas Urbaningrum, Hidayat Nur Wahid, Yenny Rachman, dan tokoh2 lainnya yang lebih dulu eksis. Mengapa demikian?
Jawabannya adalah karena pada dasarnya manusia ketika ia melihat sosok, peristiwa, ataupun benda yang aneh, unik, atau apalah istilahnya, secara otomatis otak itu akan cepat merekam dan menyimpannya. Dulu, seseorang yang aneh, tidak wajar, akan dicela dan dicemooh oleh orang.. Tapi, sekarang orang akan mencari sesuatu yang dianggap aneh dan unik,,karena mereka telah mengetahui resep orang terkenal : UNIK dan ANEH.
Munculnya video LipSync Keong Racun dari Jojo n Sinta, adalah buktinya. Video yang sebenarnya biasa2 saja, bisa sangat membooming,,hingga masuk TV One, Silet, dan acara infotainment lainnya.
Fenomena ini membuat mayoritas orang berpikir untuk membuat keanehan2 lain, yang tentu saja akan menambah pundi-pundinya. Akibatnya, mereka berpikir bahwa untuk apa sekolah, sekolah kan ujung2 nya nyari duit, nah klo bisa nyari duit lewat kaya ginian,,ngapain juga sekolah..?
Sebenarnya, pemikiran ini tidaklah salah, karena memang saat ini masih banyak orang yang berpikir sekolah untuk tujuan pragmatis, dan paradigma seperti ini juga dikekalkan pula oleh para pendidik kita.
Sebenarnya, saat ini kita memerlukan sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan kita, Sesuatu yang bisa mengubah paradigma bahwa pendidikan itu hanya untuk mencari materi saja. Tugas guru lah yang seharusnya menanamkan ini pada anak-anak didiknya. Jika penanaman ini berhasil, maka generasi kita yang akan datang akan lebih mawas diri dan siap menghadapi tantangan di depan yang kita tidak bisa memprediksikannya.

Tidak ada komentar: