Selasa, 28 April 2009

Kursi RI 1, UNTUK SIAPA?


Baru-baru ini seluruh media massa di Indonesia sedang asyik meliput kesibukan-kesibukan elite politik Indonesia yang sedang mencari "sahabat berpolitik". Partai-partai besar asyik berbicara dan berkoar-koar tentang kehebatan capres yang akan diusungnya, sedangkan partai-partai kecil saling beradu untuk memperebutkan siapa kadernya yang akan menjadi cawapres dari capres yang sudah pasti maju. Bahkan, tanpa malu-malu ada seorang tokoh politik yang (sebenarnya)adalah mantan NAPI dalam kasus korupsi (tapi tdk pernah masuk bui),mengajukan dirinya untuk menjadi cawapres (tanpa dicalonkan oleh partainya).Alhasil,semakin banyak nama-nama muncul baik itu untuk menjadi capres ataupun cawapres.Namun,sebagian besar dari nama-nama tersebut,pada awal pemilu legislatif telah dicalonkan menjadi capres,dan ia pun dengan tegas menyatakan kesiapan menjadi capres,dengan dalih DEMI MEMPERBAIKI NASIB BANGSA.
Selang beberapa hari setelah pemilu legislatif usai,beberapa partai yang memiliki capres yang diusung sejak awal, ternyata mendulang sedikit suara, akhirnya mereka pun ikhlas untuk berkoalisi, sebagai sarana untuk turut andil dalam eksekutif. Lucunya,mayoritas partai yang membahas kesepakatan koalisi, sebagian besar dari mereka "tersandung" dalam satu masalah,yaitu "CAPRES-CAWAPRES".Salah satu contohny adalah perceraian yang terjadi antara 2 partai besar,yang telah bersahabat sejak 2009,yaitu si kuning dan si biru.Ya,salah satu alasannya karena masing-masing memiliki keinginan agar kader dari partai tersebut menduduki kursi RI 1.
Hingga akhirnya partai kuning ini pun sampai sekarang masih kebingungan mencari teman,karena ketika dia mendekati si merah pun, si merah juga tidak bersedia hanya menjadi RI 2.
Entah sampai kapan persoalan perebutan kursi RI 1 akan berakhir di Indonesia, mungkun 5 tahun lagi,juga tetap masih ada kasus-kasus seperti ini. Yah,inilah politik,tidak ada teman ataupun lawan,yang ada hanyalah kepentingan abadi.Mungkin sudah seharusnya tokoh-tokoh politik belajar ulang di bangku sekolah tentang makna politik yang sesungguhnya. Bahwa politik bukanlah untuk menjadi penguasa,tetapi untuk melayani kepentingan rakyat

Tidak ada komentar: