Myself
Dahulu, dia begitu berharga...benteng utama penangkal serangan dari lautan yang luas.
Sejak portugis hingga awal revolusi,,dia masih berharga..hingga tiba saatnya "penyerahan kemerdekaan", ketika ia sudah tidak lagi "dibutuhkan", ditambah dengan kondisinya yang "tidak sempurna" pasca proses menyelamatkan Negara baru itu dari agresi si kulit putih.
Kini,,ia semakin lemah,kekokohan dan kegagahannya ditutupi lumut dan semak belukar. Tanda kejantanannya, yaitu meriam, diambil oleh tangan2 tak kenal nilai berharga.
Orang sudah tak lagi ingat keberadaannya,,Ia hilang tanpa ada penghargaan..
Hanya sedikit orang mau menengoknya,,sekedar mengenangnya sebagai tempat yang pernah menjaga tanah air mereka..
Tapi sayang,,hanya sedikit...
Namun, dia tak sendiri merasakannya,,negeri ini sudah biasa "melupakan"
Negeri ini sudah biasa "melepaskan kenangan"
Karena di sini sudah biasa "habis manis, sepah dibuang",,,
-------------- TURUT BERDUKA CITA ATAS MATINYA KENANGAN ----------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar